Jumat, 03 Oktober 2025

Ketika Hari itu Tiba

Saat hati, pikiran dan tindakan sudah bisa menerima dan terbiasa, ternyata saat itulah Allah berkehendak lain 😭

Innalillahiwainnailaihirojiun 



Allahu Akbar 

Lā haula walā quwwata illā billah, "Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah SWT."


Hari itu, hari Ahad 28 September 2025. Tidak ada kejadian atau suatu tanda yang menunjukkan bahwa saya akan ditinggalkan suami untuk selamanya. 


Pagi itu suami tiba-tiba pengen nyuciin motorku. Suami memang lebih perhatian perihal kebersihan dibandingkan saya. Mungkin dia sudah risih liat motor dipakai setiap hari tapi jarang dicuci. Dengan segala keterbatasannya, suami beneran mencuci motorku dengan teliti. MasyaaAllah 



Setelah suami selesai nyuci motor, saya takziah ke tetangga sebelah rumah. Gak nyangka kalau besoknya jadi pada takziah kerumah saya. 


Sekitar siang jam 13.30 wib, saya mengantar suami terapi. Jadwal mingguan suami untuk fisioterapi. Tidak ada tanda-tanda apapun. Tensi dan sebagainya seperti biasa. Normal. Tidak berbeda dengan minggu-minggu sebelumnya. Pulang terapi, juga tidak ada tanda-tanda apapun. 


Fisioterapisnya juga kaget saat saya kabari kalau suami saya meninggal dunia. Karena pas terapi siangnya masih sehat.


Semua berjalan seperti biasanya. Tidak ada yang berbeda. Namun pada saat sudah tidur semua, saya terbangun karena mendengar suara napas yang tidak biasa dari suami. Langsung terbangun, mengecek kondisi suami, suami sudah menghembuskan napas yang terakhir. Dada dan perut sudah tidak naik turun. Nadi tidak teraba. Dengan stetoskop tidak terdengar suara napas maupun suara jantung dari dadanya. Ya Allah. Secepat itu Kau ambil suamiku. 

Innalillahiwainnailaihirojiun

Butuh beberapa saat hingga saya bisa mengatakan dalam hati, Saya Ridha ya Allah 😭🤲🏻

Semalaman saya menunggu jenazah suami. Wajahnya terlihat tenang seperti sedang tidur lelap. Sampai saya terpikir dia hanya tidur dan sebentar lagi akan bangun kembali. Namun saat pagi saya harus menerima kenyataan bahwa ini bukan mimpi. Ini kenyataan bahwa Allah telah memanggil suami saya pulang. Ya Allah. Kuatkan saya ya Allah. Sungguh ini bukan hal yang terpikir saat ini. 


Yang ada dalam pikiran saya adalah beberapa rencana karena melihat kondisi suami yang semakin membaik, salah satunya ingin mengajak suami ke teman-temannya untuk menjalin silaturahim kembali setelah sekian lama agak terputus saat suami sakit. Namun Allah ternyata berkehendak lain. Dan saat hari pemakamannya semua teman suamiku datang. Teman-teman Alumni Civil' 91 Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Alumni SMAN 4 Solo angkatan '91, dan teman-teman Alumni SMP Negeri 2 Solo Esperro. MasyaaAllah. Mohon dimaafkan apabila ada kesalahan atau hal-hal yang kurang berkenan saat berinteraksi bersama suami saya Rulendro Eko Mardono.



Alhamdulillah Allah mudahkan semuanya mulai dari pemulasaraan jenazah sampai dimakamkan. Terima Kasih atas semua dukungan, kehadiran dan doa dari keluarga dan teman-teman semua. Hanya Allah yang bisa membalas semua kebaikan keluarga dan teman-teman semua. 


Selamat Jalan Sayangku. 

I always love you and I Miss you now 😭 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar