Minggu, 22 Juni 2025

SAAT ITU

Maret tanggal 28 tahun 2023 sungguh bukan hari yang saya harapkan namun terjadi. Dunia terasa runtuh malam itu. Pada 6 Ramadhan 1444 H semua kehidupan saya langsung berubah. Berubah karena tiba-tiba malam itu suami tidak bisa bicara kemudian tidak sadarkan diri. 


Duduk mendampingi suami dalam ambulance yang meluncur ke IGD RS sungguh bukan hal yang menyenangkan. Hati dan pikiran sungguh kacau. Sebagai seorang profesional kesehatan ternyata tidak membuat kita bisa siap saat kejadian menimpa orang terdekat kita. Pikiran langsung kosong. BLANK. Tidak tahu apa yang harus dilakukan. 


Sesampainya di IGD, harus menunggu beberapa saat sampai dilakukan pemeriksaan karena banyaknya pasien gawat di IGD malam itu. Saya sudah tidak bisa berpikir harus gimana. Hanya pasrah dengan apa yang dilakukan oleh petugas IGD. Alhamdulillah ada Ustadz dan beberapa sahabat yang membersamai malam itu. Ustadz langsung mengatakan SELALU BERPRASANGKA BAIKLAH PADA ALLAH. Kata-kata itu yang saya ingat selalu agar tidak berputus asa. Semua ketetapan Allah itu pasti baik. 


Namun saat mendampingi suami saat dirawat, tidak bisa dipungkiri bahwa saya cukup terpuruk juga saat mengetahui selama beberapa hari dirawat, suami belum juga bisa bicara dan masih belum bisa menggerakkan sebagian anggota tubuhnya. Saat itu juga saya langsung memutuskan untuk ambil cuti besar dari kantor untuk merawat suami. 


Bukan hal yang mudah merawat orang dengan stroke yang kesulitan bicara (afasia) dan lemah anggota tubuhnya sebelah kanan. Sebagai orang yang terbiasa bisa kemana-mana dengan bebas kemudian hanya berdiam diri di rumah karena suami tidak bisa ditinggal sendirian tanpa pengawasan sangat merubah diri. Merubah pola pikir. Merubah suasana hati. Merubah kebiasaan. Merubah segalanya. 


Rutinitas harian berubah. Seharian harus memperhatikan dan mengurus keperluan suami. Seminggu 2 kali fisioterapi. Seminggu 2 kali terapi wicara. Alhamdulillah mulai nampak perkembangan. Suami sudah mulai bisa aktivitas harian sendiri walaupun tertatih dan belum bisa menyampaikan secara verbal dengan baik. 




Setelah semua berjalan dengan baik. Suami sudah bisa ditinggal kerja seharian. Saya merasa suami sudah membaik, tiba-tiba suami mengalami kejang. Dan kejadian kejang berulang sehingga harus dibawa ke RS lagi. 



Sejak saat itu sampai hari ini masih harus kontrol ke RS, dan Fisioterapi. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar