Senin, 31 Maret 2025

Tak Lagi Sama

Gema takbir berkumandang. Melangitkan Asma Allah. Mengagungkan Kebesaran Allah. Menandakan pergantian dari Ramadhan ke Syawal. Ramadhan yang telah kita jalani sebulan penuh telah berakhir berganti Syawal yang semoga menampakkan apa yang telah kita upayakan saat Ramadhan tidak berhenti namun makin meningkat seiring waktu dan semakin mendekatkan kita pada-NYA.


Riuhnya hari raya kali ini terasa sepi. Ini adalah kali pertama berhari raya tanpa mudik. Ini adalah kali pertama lebaran tanpa Mama. Semua terasa hampa. Kosong. Lebaran yang Tak Lagi Sama tanpa Mama. 


24 Februari 2025 pagi itu adalah hari yang tak terlupakan. Saat menerima telepon dari adik yang mengabarkan Mama telah tiada. BLANK. Hati langsung kosong bingung merasakan apa. Semua berlalu begitu cepat. Mama yang selama ini menjadi tujuanku pulang telah kembali pada-NYA. Mama yang selalu mengirimkan pesan WA atau telepon, sekarang sudah tiada. Sakit yang menghampiri Mama sekitar akhir Desember tahun lalu telah mengantarkan Mama pulang kembali pada-NYA.


Sebagai anak pertama dan satu-satunya anak perempuan sungguh saya merasa belum melakukan banyak hal untuk membahagiakan Mama. Begitu banyak hal yang belum dilakukan. Belum banyak kata yang tersampaikan. Belum banyak kata maaf yang terucap. Belum... Belum... Begitu banyak yang belum saya perbuat untuk Mama saya. Maafkan Atik ya Ma. Maafkan Atik ya Ma. Semoga Allah mengampuni hamba. Dan banyak doa dilangitkan untuk Mama. Semoga Allah pertemukan Mama dengan Papa disana. Semoga kita semua akan berkumpul di Surga kelak. Aamiin. 


Hampir 40 hari berlalu namun rasanya masih tidak percaya kalau Mama sudah tiada. Masih berharap bahwa ini semua hanya mimpi. Namun kenyataannya lebaran ini tanpa mudik itu sudah memberikan bukti bahwa memang Mama sudah tiada. Sudah tidak ada lagi tujuan saya untuk mudik karena sudah tidak ada lagi Mama yang bisa saya temui. 


Benarlah bahwa kita baru akan merasakan bahwa kita memiliki suatu yang berharga saat kita kehilangannya. Selama ini kita tidak menyadari bahwa kehadiran Mama sangat berarti bagi kita. Betapa banyak waktu yang tersiakan selama ini. Begitu banyak penyesalan yang muncul setelah semua menghilang. Namun penyesalan itu jangan sampai membuat kita melakukan hal yang Allah murkai. Jangan sampai penyesalan ini membuat kita semakin jauh. Semoga penyesalan ini bisa menjadi motivasi untuk berbuat lebih baik lagi dan berbuat lebih banyak untuk orang tua kita.


Bismillah. Ya Allah. Saya Ridho atas ketetapan-MU ini. Semoga Engkau mudahkan kami untuk bisa berbakti kepada orang tua kami yang telah tiada. 


Satu hal yang membahagiakan saat bertemu dengan orang yang berjualan keliling dan begitu tahu kalau Mama meninggal, dikatakan bahwa "umi orang baik. Umi sering beli ke saya." MaasyaAllah. Alhamdulillah. Semoga kebaikan-kebaikan yang Mama lakukan menjadi cahaya di alam sana. Aamiin.


Selamat jalan Mama. Semoga Allah lapangkan kuburnya. Semoga Allah ampuni segala dosa Mama dan Allah terima semua amalan Mama. Aamiin 


24 Februari 2025



Tidak ada komentar:

Posting Komentar