Follow Us @soratemplates

Kamis, 09 Oktober 2014

Mentari selalu bersinar untukku



Saya pernah melihat mereka bertahun lalu saat saya sedang menjalani praktek di rumah sakit. Saat melihat mereka, semua merasa sedih dan kasihan. Namun si anak malah tidak merasa sedih. Dia tetap ceria seperti tidak terjadi apapun di tubuhnya. Dia tidak merasa sakit. Selalu tersenyum pada orang yang ditemuinya. Malah kita yang sering kali tidak tega dan memalingkan muka agar tidak terlihat kalau sedang meneteskan air mata.
Saat seperti itu, terasa betapa beruntungnya kita. Diberi sehat sampai saat ini. Rambut masih lebat. Kulit masih mulus. Makan masih lahap. Ya Allah. Betapa malunya kita yang kadang mengeluh hanya karena ada satu jerawat muncul di dahi. Merasa dunia runtuh saat potong rambut ga sesuai harapan. Ingin bunuh diri saat diputus pacar. Sungguh memalukan! Betapa egoisnya kita. Betapa kurang bersyukurnya kita. Apa jadinya kalau kita ada di posisnya. Di usia masih belia, sudah harus ribuan kali bersentuhan dengan jarum suntik, jarum infus, minum obat ini, minum obat itu, tidak boleh ini dan tidak boleh itu. Rumah sakit bagaikan rumah dan tempat bermainnya. Tidak bisa berlarian dalam hujan seperti teman-temannya. Tidak boleh jajan seperti yang lain. Kepala plontos tanpa rambut seperti shaolin. Sungguh bukan pemandangan yang indah. Pernahkah mereka berteriak mengapa harus menjalani seperti ini? Sepertinya tidak pernah. Mereka malah yang menghibur saat orangtuanya terlihat sedih. Mereka selalu tersenyum. 

credit
Melihat senyumnya terbayangkah Anda atas apa yang dialaminya? Masihkah Anda merasa bahwa Anda adalah orang paling menderita sedunia? Tidak malukah Anda mengeluh saat dia berjuang antara hidup dan mati? Bergelut dengan waktu. Menjalani serangkaian pengobatan yang tidak menyenangkan bahkan menyakitkan. 
credit
Mereka ada di sekitar kita. Bisa jadi salah satunya adalah anak dari teman Anda. Mereka jelas belum hidup lebih lama dari Anda. Tapi bisa jadi pengalaman dan kedewasaannya melebihi Anda! Mereka tidak lagi menangis  saat harus kemoterapi. Mereka kadang hanya bosan karena tidak bisa bermain seperti teman sebayanya.

credit
Ya. Kita memang harus belajar dari mereka. Mereka yang selalu tersenyum saat melihat mentari pagi. Mereka menjalani hari demi hari dengan ceria tanpa mereka tahu apakah besok mentari masih bersinar untuknya.

Saat ini bukan belas kasihan yang mereka butuhkan tetapi dukungan dan senyuman tulus dari Anda yang bisa menumbuhkan semangat untuk melalui semua ini. Mungkin anda tidak bisa bertemu langsung dengan mereka. Namun Anda bisa menunjukkan kepedulian Anda dengan berbagi cerita Anda di www.stripesforlove.com yang bisa membuat mereka tersenyum dan bersemangat dan membantu  Ronald Mc Donald HouseCharities 
untuk menciptakan, menemukan dan mendukung program-program yang secara langsung meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak di seluruh dunia.

Mari berbagi keceriaan penuh senyum dan harapan di www.stripesforlove.com agar mereka selalu merasa bahwa Mentari selalu bersinar untuknya.

credit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar